Seorang ibu datang kerumah anak laki-lakinya. Ia ingin meminjam uang kepada anaknya yang telah mapan. Dengan suara rendah disertai rasa malu sang ibu mengutarakan maksudnya.
" Nak, bolehkah ibu meminjam uang 100 ribu,? Ibu ada perlu buat beli beras.". Ucap sang ibu.
Anaknya tidak langsung menjawab, dengan raut muka datar ia berkata:
" Iya Bu, nanti Aku tanya istriku dulu", seakan berat untuk mengiyakan, karena belum tentu isterinya menyetujui.
Ketika Sang Anak masuk ke dalam rumah mencari istrinya, ia melihat dus susu anaknya masih ada bandrol harga Rp 50.000, kemudian dia merenung.
Jika 1 dus habis 1 hari maka,
1 bulan = 30 hari x 50.000 = 1.500.000
1 tahun = 1.500.000 x 12 = 18.000.000
2 tahun = 18.000.000 x 2 = 36.000.000!!!
Dia berfikir, waktu balita dia hanya diberikan ASI oleh ibunya yang harganya tak terhingga, super steril, dan diberikan dengan penuh kasih sayang. Jika ASI didapat oleh seorang anak selama 2 tahun berapa yang harus ia bayar??
Kemudian ia berbalik dan menatap wajah ibunya yang teduh walau telah dimakan usia. Lantas berkata
"Engkau telah memberikan semua kasih sayang, harta dan semuanya kepadaku tanpa pamrih. Semua itu kuterima dgn GRATIS. Maafkan anakmu yg durhaka ini yang tidak tahu balas budi.."
Segera ia memeluk ibunya dan mengecup keningnya dan memberi uang Rp 3 jt, sambil menangis ia berkata:
"Ibu, jangan berkata pinjam lagi yaa, hartaku adalah juga milikmu, do'akan anakmu ini agar selalu berbakti padamu".
Sambil berkaca-kaca ada air bening di pelupuk mata ibu ia berkata:
"Nak, di setiap keadaan ibu selalu berdo'a agar kita semua selalu dikumpulkan di dunia dan di SURGA nanti dalam kebahagian.."
Sungguh kisah yang mengharukan. Semoga Bermanfaat dan bisa menjadi teladan yang baik untuk kita.
Jangan biarkan bacaan bermakna ini mengendap di pikiranmu, jadikan ladang pahala dg meberikan ke orang lain. Share buat orang orang disekitarmu.
Bagi PARA ISTRI ingatlah bahwa rizki dari suamimu adalah jg HAK mertuamu. Dan juga perlakukan lah ibu mertua seperti ibu kandung sendiri..
#spesial post untuk menyambut hari ibu. Mom, I Love You...
Edmin Desember 18, 2014 Admin Bandung Indonesia...daripada sakit hati
lebih baik sakit gigi ini
biar tak mengapa...
Sakit gigi ataupun sakit hati sama-sama tidak membua nafsu makan. kalau sakit gigi, pasti makanan seenak apapun tidak akan seenak yang terbayangkan. Bagaimana tidak, saat orang sakit gigi, rahang dan hampir semua area mulut terasa cekot-cekot dan membuat enggan. Belum lagi kalau terlintas di bayangan saat makanan masuk mulut dan menyentuh gigi yang sakit. Urgh.. mending gak makan deh.. Sedangkan Sakit hati pasti bikin galau. jangan tidak enak makan, makanpun pasti ogah kalau pikiran melayang-layang memikirkan si doi. hehehe...
Sakit Gigi atau Sakit Hati, Pilih Mana?
![]() |
Kluar dari mushola, mata ini tak henti hentinya memandangi langit di ufuk timur. Tak Nampak sedikitpun fisik bulan dalam pandanganku. Awan tebal dan keabu-abuan menyelimuti kota tempatku tinggal. Sayang, gerhana petang ini harus terhalangi awan pekat, seakan akan trurun hujan. Hiks.. Jadi gak bisa memastikan deh, benarkah hari ini terjadi gerhana bulan???
Dalam perjalanan pulang pun aku tak henti-hentinya menatapi langit di ufuk timur. Berharap bisa melihat gerhana bulan jika memang hari ini terjadi gerhana bulan. Sampai di rumah pun aku tak mendapati cuaca hari ini mendukung untuk melihat bulan.
“Yank, kabarnya hari ini ada gerhana bulan!” ujarku pada istri tercinta.
“Ah, masa’? Kok orang-orang sini tenang-tenang saja?” jawab istriku dengan nada meragukanku.
“Itu kan kabarnya, aku sendiri belum lihat. Soalnya langit berawan…” jelasku.
Badan sudah rapi dan wangi. Sholat maghrib dan santap makan malam puntelah selesai. Aku bersenda gurau bersama istriku. Aku terlupa dengan adanya gerhana bulan. Hingga akhirnya tetanggaku mulai gusar. Apa yang terjadi? Gerhana bulan terlihat! Woow… Kenapa tetanggaku gusar? Huft.. Sudah menjadi adat daerah tempatku tinggal. Jika ada orang hamil dan ada gerhana bulan, setidaknya harus ada beberapa ritual yang harus dilakukan agar jabang bayi yang dikandungnya tidak terjadi apa-apa. Intinya demi keselamatan jabang bayi dan ibunya.
Kebetulan, tetangga samping rumah sedang hamil dan baru kemarin (07/10/2014), diadakan selamatan tujuh bulan kandungan. Hari itu tetanggaku bingung bukan main. Buru-buru sang ibu yang tengah hamil tersebut dimandikan di depan rumah. Setelah itu dengan penuh keyakinan, sang ibu harus (seakan) membangunkan sang bayi dan berkata “Bangun, bangun.. Ada gerhana” sambil menepuk-nepuk perutnya. Semua itu dilakoninya dengan tujuan demi keselamatan sang bayi. Tak hanya tetanggaku seorang.
Lepas dari adat ibu hamil saat gerhana, aku cukup puas bisa melihat dua hal yang jarang terjadi. Dua hal itu adalah gerhana bulan itu sendiri dan adat tradisional ibu hamil saat terjadi gerhana. Fenomena alam dan warisan budaya yang memang langka terjadi. Sayangnya, aku tak bisa mengabadikan momen langka tersebut. pasalnya media untuk mengabadikan momen yang aku punya hanya sebuah kamera pocket biasa. Tapi, it's ok lah.. :)
Sekian share kali ini, semoga ada hikmah yang bisa diambil. Thanks for reading my story.. See you next sharing.. :D
NB: Image from dakwatuna.com (cropped) Edmin Oktober 08, 2014 Admin Bandung Indonesia
Gerhana Bulan. Sore Tak Nampak, Malam Bikin Heboh
Dirgahayu Indonesia Ke-69, Jayalah Indonesiaku...
Trafict light atau yang lebih sering orang bilang 'lampu merah' adalah rambu lalu lintas yang paling sering kita jumpai. Hampir di setiap sudut kota yang bersimpangan terdapat trafict light. Hal ini bukan tanpa tujuan. Lampu merah ini memang dipasang untuk mengatur jalannya arus lalu lintas. Pasalnya, persimpangan termasuk daerah rawan laka lantas ( kecelakaan lalu lintas ). Makanya harus hati-hati ya kalau di persimpangan... :) Nah, sebagai langkah preventif (pencegahan) dipasanglah lampu merah itu di tempat yang rawan laka lantas...
Berbicara masalah trafict light ini, sering kali saya pribadi masih sering menjumpai pelanggaran di area tersebut. Banyak orang yang dengan santainya melanggar rambu ini ketika menyala merah. Padahal, jelas-jelas kendaraan dari seberang lalu lalang dengan cepat. Gak takut celaka apa???
Jika rambu lalu lintas digunakan atas dasar keselamatan, kenapa harus ada sanksi jika ketahuan melanggar??? Diza tidak tahu pasti. Karena diza tidak tahu betul masalah asal muasal sanksinya. Hehe... Tapi menurut diza, hal tersebut masih berkenaan dengan keselamatan juga. Sebab, ketika kita melanggar rambu, bisa jadi kita akan membahayakan diri dan orang lain. Sementara itu, membahayakam orang lain pun termasuk tindakan menyalahi hukum. Makanya, pelanggar lalu lintas jadi kena sanksi juga. Mungkin... Hehehe..
Diza pernah punya pengalaman menarik waktu bersepeda (sepeda angin). Waktu di perempatan jalan, trafict light menyala merah. Diza berhenti dengan penuh kesadaran. Tiba-tiba ada suara dari samping mengajakku berbincang. Seorang pengendara motor tampak keheranan melihatku yang berhenti saat lampu merah.
"Dek, kenapa berhenti? Kalo naek sepeda kan gak wajib (berhenti)?" ucap pria paruh baya di sampingku.
Aq hanya tersenyum dan menjawab "saya hanya cari selamat, pak. Daripada nanti tertabrak kendaraan lain... Hehe"
Beliau pun ikut tersenyum dan entah apa yang ia pikirkan.
Jadi, sebagai pengguna jalan yang baik, sudah sepatutnya kita sadar pentingnya patuh rambu lalu lintas demi keselamatan bukan karena takut di tilang. Soalnya kalo cuma takut di tilang, waktu tidak ada polisi lalu lintas pasti bakal melanggar.. Iya to??? :)
Sharing pendapat ini masih banyak kekurangan, beri komentar ya.. Kalau ada masukan, bisa langsung komentar ya...
Edmin Juni 05, 2014 Admin Bandung Indonesia